Sabtu, 24 Desember 2016

Boso Jowo

"BOSO JOWO KOK DILAWAN..!!"

Ada orang bule Australia datang ke pondok pesantren, dan bertanya kepada kyai...
Bule : "Kenapa kyai kalau mengajar, kitabnya masih menggunakan bahasa jawa? Di zaman globalisasi ini kenapa tidak ditingkatkan dengan menggunakan bahasa inggris?"

Kyai : "Karena kalau diajarkan dalam bahasa inggris, tidak akan mampu menafsirkan semua kosakata dalam AlQur’an maupun hadits, lha bahasa inggris itu sangat sederhana. Bahasa jawa itu bahasa yang sangat kaya dan sangat kompleks."

Rupanya si bule tadi merasa tersinggung mendengar penjelasan sang kyai yang mengatakan bahasa Inggris tidak mampu menafsirkan, dan kalah dengan bahasa jawa.

Bule : "Bagaimana anda bisa mengatakan bahasa jawa itu bahasa yang sangat kaya dan sangat kompleks, serta bisa menjadi bahasa pengetahuan? Padahal faktanya selama ini, bahasa Inggris lah yang paling kompleks!"

Kyai : "Tidak! Bahasa inggris itu memang sangat sangat sederhana. Saya kasih contoh, coba anda lihat! itu yang berwarna kuning keemasan yang ada di sawah. Orang inggris menyebutnya apa?"

Bule : "Rice!"

Kyai : "Orang disini. menyebutnya PARI atau PANTUN ( padi ). Padi itu kalau dipanen namanya GABAH, sedangkan inggris menyebutnya RICE. GABAH itu kalau diambil satu biji, namanya LAS, tapi orang inggris tetap menyebutnya RICE. GABAH kalau sudah terkelupas kulitnya, dinamakan WOS / BERAS, orang inggris tetap menyebut RICE. BERAS Padi kalau patah 2 atau 3, namanya MENIR, orang inggris tetap menyebutnya RICE. BERAS kalau sudah dimasak namanya SEGO atau SEKUL ( NASI ), orang inggris masih saja menyebutnya RICE. NASI kalau cuma 1 butir, namaya UPO, lagi-lagi orang inggris. menyebutnya RICE. NASI yang dimasak sedikit lebih lama, bagian bawahnya dinamakan INTIP atau KERAK, inggris masih menyebut RICE. NASI yang sudah kering namanya KARAK, inggris tetap menyebutnya RICE. Dari 1 kosakata saja, penafsiran namanya bisa bermacam-macam, sedangkan bahasa inggris tidak bisa menafsirkan tersebut. Apa bahasa jawa ini tidak lebih tinggi dan sangat sangat kompleks dibandingkan bahasa inggris yang sederhana tersebut?...

Si Bule : yes yes yes ....

Itulah kehebatan bahasa jawa...

Yukk yang merasa Orang Jawa LIKE dan BAGIKAN !!

Menjelang Natal

Menjelang Natal

Ucapan "Selamat Natal" yg diberikan umat muslim kpd umat nasrani terkadang menjadi hal yg agak riskan bahkan dianggap bertolak belakang dgn ajaran Al-Quran terutama bagi kalangan fundamentalis.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Natal berarti kelahiran seseorang dan dalam ameliorasi sempit menjadi kelahiran bagi Isa Almasih putra Maryam. Itu berarti ucapan Natal adl suatu ucapan selamat atas kelahiran Nabi Isa (bagi Muslim) walaupun terlepas dari perbedaan kepercayaan akan Isa sendiri.

Dalam Ayat Al-Quran Surat Maryam Ayat 33 : "Maka keselamatanlah atas diriku di hari aku dilahirkan dan di hari aku mati dan dihari  aku akan dibangkitkan hidup kembali."

Dari keterangan diatas Al-Quran telah menunjukkan ucapan selamat atas kelahiran Nabi Isa. Al-Quran jg menunjukkan salam yg tertuju kepada Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, keluarga Ilyas serta para Nabi lainnya. Setiap muslim harus percaya kepada Isa as seperti penjelasan ayat diatas, juga harus percaya Muhammad saww krn keduanya adl hamba dan utusan Allah.

Banyak persoalan yg berkaitan dgn kehidupan Al-Masih yg dijelaskan oleh sejarah atau agama dan telah disepakati, sehingga harus diterima. Tetapi ada juga yg tidak dibenarkan atau diperselisihkan. Disini kita berhenti merujuk kepercayaan kita.
Seluruh Nabi diutus Allah membawa kabar, Isa as datang membawa kasih, "Kasihanilah seterumu dan doakan yg menganiayamu." dan kemudian Muhammad saww datang membawa rahmat, "Rahmatilah yg didunia niscaya yg di langit merahmatimu." Manusia adalah fokus ajaran keduanya, karena itu keduanya bangga dengan kemanusiaan.

Bukankah ini satu dari sekian titik temu antara Muhammad dan Al-Masih? Bukankah ini sebagian dari kandungan kalimat 'Sawa' (kata sepakat) yg ditawarkan Al-Quran kpd penganut Kristen dan Yahudi (QS 3:64)? Kalau demikian, apa salahnya mengucapkan selamat natal selama akidah masih dapat dipelihara dan selama ucapan itu sejalan dengan apa yg dimaksud oleh Al-Quran sendiri yg telah mengabadikan selamat natal itu.